Orang yang suka berenang di kolam renang
berakibat baik bagi tekanan darahnya. Dalam waktu 3 bulan, berenang
dapat menurunkan tekanan darah rata-rata sebesar sembilan poin.
Tekanan
darah yang normal didefinisikan dengan rata-rata pembacaan yang tidak
melebihi angka 120/80 mm. Angka 140/90 mm atau lebih tinggi
dikategorikan dalam tekanan darah tinggi, dan pembacaan di antara kedua
angka tersebut dianggap sebagai "pra hipertensi."
"Renang sering
dipromosikan sebagai olahraga yang baik bagi orang yang telah berumur.
Alasannya adalah karena tidak terlalu membebani sendi dan tidak mungkin
menyebabkan tubuh menjadi terlalu panas, renang juga merupakan olahraga
paling populer kedua di kalangan orang tua setelah berjalan," kata
peneliti, Hirofumi Tanaka dari University of Texas di Austin.
Dalam
laporan penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of
Cardiology, berenang terbukti dapat meningkatkan fungsi pembuluh darah
orang dewasa yang lebih tua dan menahan laju tekanan darah.
"Berenang
merupakan bentuk olahraga yang sangat menarik karena mudah dilakukan
dan murah. Dan karena tidak membuat tubuh menumpu berat badan karena
ditahan oleh daya apung air, olahraga ini ramah untuk sendi lutut dan
pergelangan kaki," imbuh Tanaka seperti dilansir Reuters, Kamis (26/1/2012).
Penelitian
ini melibatkan 43 orang dewasa dengan usia rata-rata 60 tahun yang
memiliki tekanan darah tinggi atau pra-hipertensi tapi masih dalam
kondisi yang sehat. Para peneliti meminta para peserta untuk berenang
atau melakukan latihan relaksasi secara acak.
Selama 12 minggu,
para kelompok berenang melakukan renang sebanyak tiga atau empat kali
dalam seminggu secara bertahap, hingga dapat mencapai waktu 45 menit
berenang dalam suatu waktu. Di akhir penelitian, para perenang berhasil
mengurangi tekanan darah sistoliknya dengan rata-rata sembilan angka.
Tekanan darah sistolik adalah angka di bagian atas pembacaan tekanan
darah. Sebaliknya, angka tekanan darah dalam kelompok relaksasi tidak
berubah.
Hasil yang serupa ditemukan ketika para peneliti meminta
peserta memakai pemantau portabel untuk melacak tekanan darahnya selama
24 jam. Rata-rata, kelompok renang memiliki tekanan darah sistolik 119
mm Hg. Angka ini turun dari 128 mm Hg pada awal penelitian.
Tim
Tanaka juga menggunakan tes USG untuk mengukur sejauh apa pelebaran
pembuluh darah peserta dalam merespons perubahan aliran darah. Sekali
lagi, peneliti kembali menemukan perbaikan dalam kelompok berenang, tapi
hasilnya nihil dalam kelompok relaksasi.
Tanaka mengatakan bahwa
selama lansia dapat berolahraga dengan baik, berenang pastinya dapat
menjadi aktifitas yang aman. Memang ada suatu masa ketika berenang bisa
dianggap berisiko karena berada dalam air dingin dapat menyebabkan
perubahan dalam sistem jantung dan pembuluh darah. Tetapi kebanyakan
penelitian telah menunjukkan bahwa berenang aman seperti halnya
berjalan-jalan.
Jumat, 27 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 komentar:
Posting Komentar